Stories of a Simple Life

Everyday is a story from which we can learn someday

Akad

on November 29, 2018

Hari itu 22 Desember 2013. Sedianya akad akan dilaksanakan pukul 8 pagi. Biasanya perias sudah standby bakda subuh. Tapi di hari pernikahan saya perias baru datang jam 7 pagi sodara-sodara.. Berasa dirias kilat banget. Impian tampil cantik maksimal di hari pernikahan tinggallah impian.. Beruntung saya ditunggi teman-teman kesayangan di hari akad. Tak ketinggalan mereka ikut heboh memasang ini itu agar si pengantin tampil maksimal.

Tamu-tamu sudah datang. Penghulu siap. Calon suami pun sudah ready di tempat akad. Sementara saya masih ribut sendiri masang bros yang susah banget di tengan kepanikan.

Saya pun dijemput. Saya ikhlaskan bagaimanapun penampilan saya saat itu. Bismillah niat ingsun nikah lillahi taala. Saya pandang calon suami, dia tertunduk. Semua siap. Akad pun diucapkan. Saya simak dengan seksama setiap kata. Lancar sekali, sistematis, tanpa cela seperti dulu ketika mengisi seminar di sekolah mawapres. Sah. Semua bahagia. Doa-doapun terucap. Alhamdulillah.

Tak seperti pengantin lain yang bisa menangis saat akad berlangsung. Saya ngeblank sama sekali. Saya tidak merasakan apapun. Saya hanya menjalani akad. Mencium tangan suami saya. Menerima mahar. Berfoto-foto.

Usai akad sama mulai sadar (yang tadinya ngeblank). Oh, ini seseorang yang membuat saya menangis bermalam-malam menahan rindu sekarang sudah ada di samping saya. Tangan saya melingkar di sikunya. Saya bisa melihat matanya. Mencium tangannya. Merinduinya. Mengucapkan cinta.

Sejak saat itu banyak hal berubah dalam hidup saya. Saya lihat bapak saya menangis. Entah apa yang dipikirkan olehnya. Putrinya yang dulu suka tidur di depan tivi, lalu diangkat ke kamar, kini telah menikah. Putrinya yang pernah pagi-pagi menangis minta dibuatkan patung dari tanah itu untuk tugas kesenian, kini sudah menjadi milik orang lain. Putrinya yang sering dia jemput dari sekolah sejauh 20 km, kini telah menjadi istri dari seseorang yang baru dikenalnya. Bapak, putrimu telah dinikahi seseorang yang tepat.

Sejak akad terucap, jujur, rasanya memang seperti dunia milik berdua 😀

*Ditulis menjelang 5 tahun pernikahan. Semoga cinta tetap bersemi seperti dulu saat pertama kamu ucapkan cinta padaku #tsaahh


Leave a comment