Stories of a Simple Life

Everyday is a story from which we can learn someday

Batas-batas

on November 19, 2012

Perkataan kakak guru mengakhiri sesi curhat (tapi saya lupa redaksionalnya, saya terlalu tersepona dengan kewibawaan dan ketegasannya ketika bicara, hahaha *tapi kalo lagi gak serius ya sama aja gilanya! Peace!)

Jadi, okeh kita memang hidup dengan diri kita sendiri, kita mempunyai sifat, ideology, dan pandangan hidup yang kita pegang, tapi dalam bersosialisasi, dalam menjalin persahabatan, ada batas-batasnya dimana kita bebas berkata inilah saya, dan ada saatnya kita harus berkata, baik jadi saya harus bagaimana atau sebaiknya seperti apa…karena kita hidup dengan banyak orang maka kita harus bisa menempatkan diri diantara banyak orang tersebut, agar kemanfaatan kita lebih terasa. Kira-kira begitu sih, kalau tidak salah.

Saya mengamininya. Seringkali saya (dulu dan mungkin juga sekarang) menentukan semuanya, menentukan langkah-langkah dan mengatur semuanya. Serahkan pada saya maka semua kan beres, menunggu yang lain bekerja hanya membuang-buang waktu dan pasti pada akhirnya saya akan merevisinya juga. Ya, memang pada akhirnya semua beres, tapi di saat yang sama saya sedang membunuh teman-teman saya. Kenapa? Pertama, saya membunuh kesempatan mereka untuk belajar. Kedua, saya membunuh niat baik mereka untuk berkembang walau kecil. Ketiga, saya membunuh kepercayaan diri mereka. Memang mungkin yang lain merasa nyaman tidak perlu melakukan banyak hal dan dapat nilai bagus, tapi mereka sebenarnya sedang bunuh diri, dan saya seakan memberikan pisaunya.

Baiklah, apa salahnya sedikit bersabar dan sedikit membuang waktu agar yang lain juga bisa belajar. Toh, sebenarnya kalau kita pandai mengatur kegiatan dan pikiran maka menunggu pun akan jadi kegiatan yang menyenangkan dan produkftif. Jadi, saya harus lebih membatasi diri saya dan keinginan saya yang meluap-luap (hehehe) akan belajar, tepat waktu, dan kesempurnaan demi tidak menyakiti hak yang lain untuk berkembang dan belajar.

Kita punya hobi dan kebiasaan tertentu misalya, tapi kalau kita dihadapkan pada kepentingan orang lain (banyak orang) tidak ada salahnya mengalah dan membatasi diri sendiri…hidup indah itu bila kita bisa membahagiakan dan tidak menyakiti hak banyak orang, insyallah.


Leave a comment